Sebagai orang tua, sering kita ingin anak kitadisiplin, seperti disiplin untukbelajar,beribadah, dan sebagainya. Tanpa disuruh, si anak bersedia dan mau melakukan hal-hal tersebut. Dan bagaimana kita melatih disiplin pada anak, mungkin di tulisan berikut ini bisa berguna. Melatih disiplin pada anak sebenarnya berkaitan erat dengan bagaimana orang tua merespon perilaku si anak dan hal itu akan membentuk tingkah laku si anak nantinya. Yang harus dilakukan oleh orang tua adalah mengajar atau mendidik si anak agar mengerti konsep baik dalam tingkah laku dan melatih bertingkah laku baik. Untuk melatih bertingkah laku baik itu, kita sebagai orang tua harus dimulai dengan sabar dan orang tua sebaiknya mempunyai beberapa aturan. Berikut ini beberapa aturan tersebut;
1. Mencegah dan Menghindari Masalah
Cobalah menghindarkan dan mencegah sesuatu yang nantinya dapat menimbulkan kesalahan perilaku yang tidak kita inginkan, seperti menyuruh cepat tidur ketika waktu tidur malam telah tiba, menyuruh buang air kecil dulu sebelum tidur agar tidak mengompol, menyuruh makan ketika lewat jam makannya.
Cobalah menghindarkan dan mencegah sesuatu yang nantinya dapat menimbulkan kesalahan perilaku yang tidak kita inginkan, seperti menyuruh cepat tidur ketika waktu tidur malam telah tiba, menyuruh buang air kecil dulu sebelum tidur agar tidak mengompol, menyuruh makan ketika lewat jam makannya.
2. Berikan Contoh yang Baik dan sikap positif
Ketika anak berbuat hal yang membuat kita marah, sebaiknya kita memberikan pengertian yang dapat mereka terima tanpa harus menggunakan tangan atau fisik.
Ketika anak berbuat hal yang membuat kita marah, sebaiknya kita memberikan pengertian yang dapat mereka terima tanpa harus menggunakan tangan atau fisik.
3. Atur Batasan
Memberikan batasan mana yang salah dan mana yang benar, mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan selain bermanfaat bagi orang tua juga akan berguna bagi anak karena mereka akan nyaman di setiap aktivitas yang dia lakukan. Adakalanya memberikan aturan batasan yang memaksa seperti tidak perlu, seberapa penting atau berbahaya sesuatu masalah itu tergantung dari diri kita sendiri, seperti anak yang berumur satu tahun menarik-narik buku dari rak buku, atau anak yang berumur 2 tahun lupa mengucapkan kata “tolong” ketika dia meminta. Selain itu dengan kesabaran dan bimbingan orang tua, anak akan belajar membedakan sesuatu yang salah dan benar.
Memberikan batasan mana yang salah dan mana yang benar, mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan selain bermanfaat bagi orang tua juga akan berguna bagi anak karena mereka akan nyaman di setiap aktivitas yang dia lakukan. Adakalanya memberikan aturan batasan yang memaksa seperti tidak perlu, seberapa penting atau berbahaya sesuatu masalah itu tergantung dari diri kita sendiri, seperti anak yang berumur satu tahun menarik-narik buku dari rak buku, atau anak yang berumur 2 tahun lupa mengucapkan kata “tolong” ketika dia meminta. Selain itu dengan kesabaran dan bimbingan orang tua, anak akan belajar membedakan sesuatu yang salah dan benar.
4. Tentukan Harapan Kita dalam Perilaku Anak
Coba untuk tentukan apa yang kita harapkan dalam peningkatan perilaku anak seiring dengan pertumbuhan anak, seperti anak umur 1.5-2 tahun sudah mengenal kata “tolong” jika dia meminta sesuatu, dan sebagainya.
Coba untuk tentukan apa yang kita harapkan dalam peningkatan perilaku anak seiring dengan pertumbuhan anak, seperti anak umur 1.5-2 tahun sudah mengenal kata “tolong” jika dia meminta sesuatu, dan sebagainya.
5. Memilih Kata
Anak kecil lebih menyukai dan mengerti pesan yang singkat, seperti jangan lompat, sakit kalau jatuh, pedas, dan sebagainya. Sehingga didalam menyampaikan pesan kepada anak adalah menggunakan sedikit mungkin kata-kata.
Anak kecil lebih menyukai dan mengerti pesan yang singkat, seperti jangan lompat, sakit kalau jatuh, pedas, dan sebagainya. Sehingga didalam menyampaikan pesan kepada anak adalah menggunakan sedikit mungkin kata-kata.
6. Selalu Konsisten
Ketika kita membuat aturan, konsisten didalam menjalankan aturan tersebut. Sikap yang tidak konsisten dapat membuat anak menjadi bingung untuk belajar berperilaku. Tetapi jika terpaksa kita tidak dapat konsisten, jelaskan kepada mereka mengapa ada perubahan itu dan hanya terjadi pada hal-hal tertentu.
Ketika kita membuat aturan, konsisten didalam menjalankan aturan tersebut. Sikap yang tidak konsisten dapat membuat anak menjadi bingung untuk belajar berperilaku. Tetapi jika terpaksa kita tidak dapat konsisten, jelaskan kepada mereka mengapa ada perubahan itu dan hanya terjadi pada hal-hal tertentu.
7. Bersikap Tegas
Jika kita terlalu lunak atau selalu mengalah, anak akan suka membantah kita. Dia akan menemukan ‘sesuatu’ untuk mendapatkan respon apa yang dia inginkan. Lebih baik kita menunjukkan ketegasan kita kepada anak, karena jika kita tidak menekankan batasan yang boleh dia lakukan, maka kita merampas anak untuk mengerti bagaimana dia untuk bertingkah laku yang baik.
Jika kita terlalu lunak atau selalu mengalah, anak akan suka membantah kita. Dia akan menemukan ‘sesuatu’ untuk mendapatkan respon apa yang dia inginkan. Lebih baik kita menunjukkan ketegasan kita kepada anak, karena jika kita tidak menekankan batasan yang boleh dia lakukan, maka kita merampas anak untuk mengerti bagaimana dia untuk bertingkah laku yang baik.
8. Bersikap Tenang
Pesan akan lebih mudah diterima oleh anak ketika kita memberikan pengertian, pesan kepada anak dengan santai, sikap yang rasional. Membentak dapat menurunkan mental anak dan anak akan meniru, jika terlalu diam, anak akan menganggap apa yang dilakukan adalah benar dan akan dilakukan hal serupa lagi.
Pesan akan lebih mudah diterima oleh anak ketika kita memberikan pengertian, pesan kepada anak dengan santai, sikap yang rasional. Membentak dapat menurunkan mental anak dan anak akan meniru, jika terlalu diam, anak akan menganggap apa yang dilakukan adalah benar dan akan dilakukan hal serupa lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar